Majalah anak dari Tunisia Qaws Quzah atau Pelangi, baru-baru ini melansir detail langkah membuat bom molotov dilengkapi ilustrasi warna warni agar para bocah tertarik membacanya. Majalah itu kini menghadapi tuntutan sebab dianggap mengancam keselamatan anak-anak.
Stasiun televisi Al Arabiya melaporkan, Rabu (10/10), Menteri Urusan Wanita dan Keluarga Tunisia, Sihem Badi mengkhawatirkan kandungan dari artikel itu dapat memicu aksi kekerasan atau terorisme pada bocah.
Majalah itu menggambarkan detail mengenai misil itu. "Bom molotov merupakan senjata buatan sendiri terbuat dari sumbu kain dimasukkan ke dalam botol gelas berisi cairan mudah terbakar seperi minyak atau alkohol. Bom ini harus dibakar dulu sumbunya dan dilemparkan ke musuh. Setelah mengenai sasaran, botol akan pecah dan membakar target," tulis artikel itu.
Majalah berusia satu dekade ini merupakan bacaan kegemaran anak-anak Tunisia. Media itu tidak pernah menyinggung persoalan politik dan langkah membuat bom molotov menyentak negara baru saja mengalami revolusi ini. Banyak aksi kekerasan di Tunisia menggunakan misil itu.
Bom molotov pertama kali dipakai oleh pejuang Finlandia dalam perang dunia kedua. Bom ini awalnya gurauan atau sindiran dari pejuang Finlandia atas serangan udara Uni Soviet yang menjatuhkan bom di wilayah mereka. Bom ini kemudian dinamakan molotov mengikuti nama Menteri Luar Negeri Uni Soviet, Vyacheslav Molotov.
Bulan lalu, ribuan umat Islam Tunisia menyerbu Kedutaan Besar Amerika Serikat dan membakar bendera Negara Adidaya itu. Aksi ini meletup setelah cuplikan film anti-Islam karya sineas Amerika, Nakoula Basseley Nakoula alias Sam Bacile, diunggah ke situs berbagi videoYoutube. Film the Innocence of Muslim dianggap melecehkan Nabi Muhammad SAW.
Di negara mayoritas penduduk Muslim itu, demonstran biasa menggunakan bom molotov sebagai wujud ekspresi kemarahan mereka.
[merdeka]

Komunitas Cina di pinggiran Batavia mulai resah dan mengancam untuk melakukan pemberontakan di kota. Mereka juga mendapat dukungan dari warga Cina dalam tembok kota, melengkapi diri dengan berbagai senjata
Gaddum, guru biologi di Eton College, Inggris, menceritakan kisah kontras sang profesor di masa kecilnya. Menurut dia, selama menimba ilmu di sekolah menengah pada tahun 1948 itu, rapor Gurdon banyak angka merahnya. Dari 250 siswa kelas biologi, Gurdon menempati nomor buncit dari segi nilai.
Astrobotic mengembangkan Polaris untuk ekspedisi ke kutub utara bulan. Polaris didesain untuk dapat mengebor hingga kedalaman satu meter dari permukaan Bulan untuk mencari es
Post a Comment